Nah, kenapa Industri tersebut menggunakan gula rafinasi bukan gula pasir biasa? Hal ini dikarenakan tingkat kemurnian gula rafinasi yang tinggi dan kadar abi & SO2 yang rendah sehingga memenuhi syarat keamanan pangan dan sesuai untuk digunakan oleh industri pengolahan makanan, minuman, farmasi ataupun dikonsumsi secara langsung.
Namun, penggunaan gula kristal rafinasi saat ini masih terbatas hanya untuk kebutuhan industri saja dan belum dapat dipasarkan secara langsung ke rumah tangga, ini sesuai dengan keputusan presiden tahun 2004.
Produksi gula rafinasi yang akan diproses ini menggunakan bahan baku gula mentah (raw sugar) yang berasal dari impor. Pertanyaannya, kenapa bahan baku gula ini harus di-import? Jawabannya, Indonesia masih belum mampu menyediakan bahan baku gula mentah yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan gula rafinasi bagi kebutuhan industri. Negara seperti Thailand dan Australia adalah sejumlah negara yang menjadi penyedia bahan baku gula rafinasi.
Produksi gula rafinasi di pabrik gula rafinasi ini bervariasi, tergantung pada bahan yang diolah, produk yang dikehendaki oleh industri pengguna dan pertimbangan lain sesuai dengan kondisi lokal. Namun, secara garis besar proses pembuatan gula rafinasi dapat diuraikan sebagai berikut:
Tahap Pertama adalah Proses Afinasi, yakni proses pencucian gula kristal mentah agar lapisan molases kristal berkurang dan warna menjadi ringan. Pencucian dilakukan dalam mesin sentrifugal, yakni setelah gula kristal mentah dicampur dengan sirop menjadi magma. Penurunan warna yang dicapai pada proses ini mencapai 35%-50%.
Tahap Kedua adalah Klarifikasi, yakni bertujuan untuk membuang semaksimal mungkin pengotor non sugar yang ada dalam leburan. Ada dua pilihan teknologi dalam hal ini, dan di Indonesia, pabrik gula rafinasi menggunakan proses teknologi karbonatasi.
Tahap Ketiga adalah Filtrasi, yakni proses untuk memisahkan antara endapan dan filtrate yang bersih.
Tahap Keempat adalah penukaran ion atau ion exchange, lalu dilanjutkan dengan Tahap Kelima, yakni tahap evaporasi, inilah proses penguapan air dalam fine liquor yang dilakukan secara bertahap.
Tahap Keenam adalah proses kristalisasi yakni proses pengkristalan gula (sukrosa) untuk mendapatkan kristal sebanyak banyaknya.
Tahap Ketujuh adalah pemutaran dryer dan cooler untuk memisahkan antara kristal dengan larutan. Dan, tahap terakhir adalah dilakukan dan pengepakan untuk kemudian didistribusikan kepada industri pengguna gula rafinasi.
Setelah berkenalan dengan gula rafinasi serta prosesnya, sekarang mari kita lihat produsen gula rafinasi di Indonesia.
Sampai dengan 2018 ini ada 11 pabrik gula rafinasi yang tersebar di wilayah indonesia antara lain di Banten – Cilacap – Lampung – Makasar – Bekasi dan Medan.
Ke 11 pabrik gula rafinasi tersebut antara lain:
Demikian ulasan singkat perihal gula rafinasi, proses pembuatannya dan sejumlah produsen gula rafinasi di Indonesia. Semoga bermanfaat.
Blog Edukasi & Informasi | Gula Kristal Rafinasi | Episode #6 | Fakta Gula Kristal Rafinasi di Indonesia
Kamis , 02 September 2021 07:10 WIBBlog Edukasi & Informasi | Gula Kristal Rafinasi | Episode #2 Proses Produksi Gula Kristal Rafinasi
Rabu , 06 January 2021 06:58 WIBBlog Edukasi & Informasi | Gula Kristal Rafinasi | Episode #1 Mengenal Gula Kristal Rafinasi
Rabu , 07 October 2020 06:55 WIBSejarah Gula Rafinasi
Kamis , 16 August 2018 06:23 WIBBlog Edukasi & Informasi | Gula Kristal Rafinasi | Episode #3 | Perbandingan Antara Gula Kristal Rafinasi (GKR) dengan Gula Kristal Putih (GKP)
Senin , 08 March 2021 02:01 WIBGula, dan Serba-serbi Tentangnya
Selasa , 08 January 2019 01:36 WIBJenis-jenis Gula
Rabu , 14 November 2018 06:31 WIBApa Bedanya Sukrosa, Glukosa dan Fruktosa?
Rabu , 10 October 2018 01:29 WIBIkut Kami